Kamis, 13 Januari 2011

IT'S SEOUL part 3 Rencana untuk ke SEOUL

hilda dwi mahardiani

Esok paginya Lee Min Su menjenguk hae Won. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan Hae Won.
“syukurlah dia baik-baik saja. Tapi apa benar kamu akan kembali ke Seoul? Kamu yakin?”
“dokter menyarankanku untuk memeriksakan Hae Won ke rumah sakit anak di Seoul. Aku tak mau terjadi apa-apa dengan Hae Won. Jadi aku akan mengenyampingkan masalah pribadiku demi kesembuhan Hae Won.”

“baiklah, jika itu memang yang terbaik. Sebenarnya, Hae Won itu sakit apa sih? Kamu enggak pernah memberitahuku tentang penyakitnya sejak pertama ia masuk rumah sakit tiga tahun yang lalu.”
“bukan maksudku tak ingin memberitahumu. Namun aku tak mau orang lain terlalu mengkhawatirkanku dan Hae Won”
“tapi jika kamu butuh tempat untuk bercerita, selalu datang kepadaku ya.”
Ki yang tersenyum pada Min Su
“ Terus bagaimana jika kamu bertemu Lee Dong Hae disana?”
“tak mungkin. Sekarang dia pasti sudah melupakanku. Mungkin di pikirannya hanya ada pekerjaannya saja. Tak ada yang lain”
“lalu, apakah Hae Won sudah tahu tentang Dong Hae?”
“sudah. Ia menemukan fotoku bersama Dong Hae waktu kita masih SMA dulu. Ia bertanya kepadaku siapa pria disampingku itu. Aku sudah tak bisa menyembunyikan rahasia ini padanya. Jadi ku ceritakan semuanya”
“termasuk keluarganya?”
“tidak, tapi aku terpaksa berbohong padanya agar ia tak banyak tanya tentang Dong Hae”
“berbohong?”
“aku katakan padanya kalau Dong Hae sudah meninggal karena kecelakaan”
“hmm, memang lebih baik seperti itu. Eh ngomong-ngomong kapan kamu akan ke Seoul?”
“sudah kuputuskan, sabtu ini aku kesana. Aku menunggu gajian dulu dari toko. Jadi aku punya pegangan uang yang cukup.”
Lee Min Su mengeluarkan dompetnya.
“semoga ini membantu” min su memberikan beberapa puluh ribu won pada Ki Yang.
“eh, tidak usah. Uang ku cukup ko”
“terima saja, untuk jaga-jaga.”
“makasih ya. Kamu memang sahabat terbaikku.”
Lee min Su tersenyum pada Hae Won. “tapi kamu janji, jangan lama-lama di Seoul. Kan dua minggu lagi aku menikah deng Jun Park.”
“mana mungkin aku meniggalkan pernikahan sahabatku sendiri. Aku hanya tiga hari disana.”
“baiklah. Aku tunggu kedatanganmu nanti. Lagian Mokpo juga nggak mau ditinggal lama-lama sama cewek cantik kaya kamu.”
“hahahaha, bisa saja kamu”
“kalau begitu aku pulang dulu. Masih banyak yang harus aku persiapkan untuk pernikahanku.”
“makasih ya sudah mau datang menjenguk hae won”
“santai saja, aku sudah menganggap HaeWon seperti anak ku sendiri. Aku pergi, sampai jumpa”
“hati-hati”
 Malam hari nya, seperti biasa Ki Yang membawa Hae Won ke toko.
“hei, si bidadari sudah sembuh rupanya”
“iya paman choi, aku kan jagoan”
“oh iya Choi, Shin Hye sudah datang. Sudah, dia di kantor”
“boleh titip Hae Won?”
“tentu saja. Sini cantik, kamu bermain dengan paman Choi saja”
Ki Yang masuk kedalam toko. Sedangkan Hae Won ditinggal bersama Choi Kang Hyun di depan.
“paman...”
“ada apa sayang?”
“paman tau ga, aku sudah lihat loh wajah ayah aku kaya gimana. Tapi aku lupa wajahnya kaya gimana. Pokoknya cakep deh.”
“oh ya? Cakepan mana. Paman choi atau ayahmu?”
“kayaknya cakepan paman choi deh”
“kalau gitu paman Choi saja yang jadi ayahmu. Boleh tidak?”
“paman mau jadi ayahku? Boleh dong. Lagian kata ibu, ayahku sudah pergi jauh. Dan aku nggak m,ungkin ketemu dia lagi. mulai sekarang aku panggil paman ayah ya”
Kang Hyun pun tersenyum.
“jangan! Kamu jangan panggil paman gila ini ayah. Nanti kamu di cubil melulu sama dia”
Tiba-tiba Lee Shin Hye datang bersama Kim Ki Yang.
“orang dia juga mau kok manggil aku ayah, iya kan sayang!”
“ih jijik banget punya ayah kaya kamu. Ki Yang, kamu nggak risih apa lihat anak mu dipanggil sayang sama lelaki hidung belang kaya dia”
Ki Yang hanya tertawa melihat pertengkaran kecil antara Shin Hye dan Kang Hyun.
Tak lama Pak manajer datang. Ia menggenggam beberapa gulungan kertas di tangan kanannya.
“tuh pa manajer sudah datang. Lebih baik kamu bicarakan padanya apa yang tadi kita bicarakan” bisik Shin Hye
“apa kamu yakin”
“tenang saja”
“hei, ada apa berkumpul didepan seperti ini. Ayo kembali ke tempat kalian masing-masing. Dan si Little Beauty yang satu ini, kamu ikut sama om ok!”
“siap bos” jawab Hae Won.
“Kang Hyun, tolong kamu pasangkan poster-poster ini di kaca depan.”
“poster apa ini pak?”
“ini poster terbaru dari H.A.L.F Band. Mereka baru saja meliris album terbarunya di Seoul. Kantor pusat memintaku untuk memasang poster terbaru mereka di setiap cabang.”
Kang Hyun segera melaksanakan perintah pak Manajer sedangkan pak Manajer langsung masuk ke kantornya bersama Hae Won.
“H.A.L.F band? Band apa itu?” tanya Ki Yang pada Shin Hye.
“masa nggak tahu sih. Itu kan Band yang lagi ngetop. Mereka sudah terkenal dengan single-single nya. Dan sepertinya baru sekarang mereka meliris album.”
“namanya aneh, H.A.L.F”
“Itu singkatan, H dari Han Jae Nim.. lalu A dari Alfa Diaz. Si Alberto ini blasteran Italia. Nah kalo yang L dari Lee Dong Hae dan yang F dari Frans Diaz, adik dari Alfa.”
“tunggu, L dari Lee Dong Hae”
“kalau kamu penasaran kamu lihat aja posternya”
Dengan perlahan Ki Yang menghampiri poster yang baru ditempel oleh Kang Hyun. Ia menatap satu persatu dari personel H.A.L.F. Wajah mereka kurang begitu jelas karena dalam poster tersebut setengah wajah mereka ditutup topeng.
“apa dia benar Lee Dong Hae ku?” ucap Ki Yang bertanya-tanya dalam hatinya.
Ki Yang kembali ke dalam toko.
“sudah lihat? “
“gambarnya kurang jelas, mereka menggunakan topeng.”
“Mereka itu cakep -cakep . Apalagi Lee Dong Hae. Bibirnya  tuh, sexy sekali. Dulu, waktu kamu pertama kerja disini, kau bawa Hae Won kan. Nah, pas aku lihat Hae Won... oh my god, bibir nya tuh miriiiiip banget kaya bibirnya Lee Dong Hae.”
“ah bisa saja kamu ini”
“oh iya, lebih baik sekarang kamu temuin pak manajer.”
“baiklah. Semoga ia bisa membantu.”
Ki Yang memasuki kantor manajer. Didalamnya terdengar suara tawa dari pak Manajer dan Hae Won. Mereka terdengar seperti bermain tebak-tebakan.
“tuk...tuk...tuk...” Ki Yang mengetuk pintu.
“masuk”
Ki Yang pun masuk ke dalam kantor.
“eh kamu. Ada perlu apa?”
“ada yang ingin saya bicarakan dengan bapak”
“heh, Ki Yang. Ternyata anakmu ini pintar bermain tebak-tebakkan ya. Daritadi saya nggak bisa berhenti tertawa bermain dengannya. hahahahahhaa” pak manajer tertawa terbahak-bahak.
“kamu ingin bicara apa” tanya pak manajer.
“begini pak, sabtu ini saya akan ke..”
“seoul kan?” belum selesai Ki Yang berbicara, pak manajer sudah memotongnya.
“iya pak.”
“tadi hae Won berkata padaku kalau kamu dan dia akan ke Seoul. Sebenarnya ada apa?”
“saya akan memeriksakan Hae Won di rumah sakit anak di Seoul pak. Semenjak kejadian kemarin, saya jadi khawatir dengan keadaan Hae Won. Saya boleh tidak meminta tolong sesuatu pada bapak?”
“ok, mau minta tolong apa? Mungkin saya bisa bantu”
“saya bingung, selama di Seoul akan tinggal dimana. Setahu saya, kantor pusat toko musik ini ada di seoul, jadi saya ingin menetap di mess nya untuk tiga hari saja pak.”
“oh begitu ya. Ok, silahkan. Kamu kan karyawan toko ini otomatis kantor pusat pun merupakan kantor mu. Nanti saya akan menghubungi bagian fasilitas karyawan di kantor pusat agar menyiapkan satu kamar di mess untukmu dan Hae Won”
“terima kasih pak.”

0 komentar:

STORY © 2008 Por *Templates para Você*